Perbuatan Tingkah Laku Lebih Berkesan
Perilaku dan keteladanan seorang da'i yang ikhlas akan mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada tulisan dan ceramah. Ibarat remote control yang dapat digunakan untuk memindahkan acara TV dari jarak yang jauh tanpa harus memakai kabel, begitu juga dengan seorang da'i yang ikhlas dan penuh kasih sayang.
la tidak akan kesulitan memasukkan apa yang ada dalam hatinya ke dalam hati orang lain. Jika tatapan mata yang dipenuhi oleh rasa iri dan dengki itu dapat memberikan mudharat, maka tatapan mata yang dipenuhi rasa iman dan kasih sayang akan menimbulkan cinta dan keimanan.
Dari sini kita dapat mengetahui betapa berharganya indra yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia. Indra adalah bahagian penting dari tubuh manusia, sedangkan jasad secara keseluruhan adalah sebagai tempat tinggal bagi indra tersebut. Allah swt. berfirman yang bermaksud:
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?' Perhatikanlah bagaimana berkali-kali Kami perlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga)." (Al-An'am: 46)
"Katakanlah, 'Dialah Yang menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati.'" (Al-Mulk: 23)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) lidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179)
Orang yang tidak mengetahui dan mensyukuri nikmat Allah swt. berupa indra adalah orang yang tidak mengetahui sumber kehidupan yang amat besar. Allah swt. berfirman:
"Ataukah seperti gelap gelita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya lagi awan; gelap gelita yang tindih-menindih, apabila ia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tidaklah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (An-Nur: 40)
Dengan kehilangan indra, manusia akan menjadi seolah-olah makhluk yang tidak hidup dan tidak mati. Ia menjadi makhluk yang tidak berguna. Kalau sudah begitu, maka ia tidak akan dapat memberikan pengaruh kepada orang lain, kerana alat penerima dan pengirim sudah lidak lagi berfungsi, seperti orang yang tidur di atas ranjang etnas tetapi ia tidak menyedarinya, kerana indra-nya sedang tidak berfungsi. Manusia yang demikian itu mengharapkan ada orang yang akan membangunkan dari tidur-nya yang lelap.
Allah swt. berfirman yang bermaksud:
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan itu ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaanya dalam gelap gelita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya?" (Al An'am: 122)
Marilah kita perhatikan gambaran-gambaran berikut:
"Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Bagi mereka siksa yang amat berat." (Al-Baqarah: 7)
"Dan Kami adakan tutup di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Apabila kalian menyebut Rabb dalam Al- Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang kerana bencinya." (Al-Isra': 46)
Orang yang tidak menggunakan indranya adalah orang yang hidup dalam "dunia yang tidak nyata", sehingga alam sekitarnya tidak akan melihat dan merasakan keberadaannya, serta tidak akan sedih jika ditinggal pergi.
Mereka tidak memahami makna hidup yang sebenarnya, tujuan penciptaan, dan tanggungjawab yang dibebankan. Adapun da'i, dia ibarat qalbu (hati), maka barangsiapa yang tidak menghidupkan hatinya, ia tidak mendapatkan sambutan dari masyarakatnya.
Allah swt. berfirman yang bermaksud:
"Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku Iemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekelilingmu." (Ali Imran: 159)
Hati yang beriman adalah sumber penggerak, sebagaimana firman-Nya yang bermaksud: "Tiada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah. Barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (At-Taghabun: 11)
Perasaan dan kasih sayang adalah "bahasa" internasional yang dipergunakan oleh da'ie dalam menghadapi seluruh penduduk bumi, hingga kepada orang bisu sekalipun.
Kerana rahmat Allah-lah anda berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku keras lagi kasar, tentulah mereka akan menjauhimu, wahai para da'i: "Bahasa" ini ibarat mata wang yang ditetapkan untuk dipakai oleh setiap negara secara internasional. Dengan "bahasa" inilah, generasi pertama umat ini dapat menaklukkan dunia. Mereka adalah penerus kehidupan."
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau mempergunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya." (Qaaf: 37)
Oleh kerana itu, barangsiapa tidak mengingat, merasakan, dan terpengaruh oleh keburukan atau keindahan, ia adalah orang yang tidak mempunyai hati.
Abbas As-Siisi